Peralatan Mooring (Tambatan)
1. SBE 37-SM MicroCAT
Alat
ini mempunyai sensor utama konduktivitas dan suhu. Mempunyai akurasi pengukuran
yang tinggi (0.002oC dan 0.003 mS/cm) dengan baterai internal yang tingkat
pemakaian energinya rendah dan kapasitas memorinya 2048 Kb. Alat ini dirancang
untuk dipasang pada tambatan (mooring) dan penempatan statis lainnya berjangka
waktu lama. Alat ini mempunyai kerangka titanium yang tahan karat dan dapat
dioperasikan pada kedalaman maksimum 7000 meter. Selain mengukur temperatur dan
konduktivitas, alat ini juga untuk mengukur tekanan.
Gambar
SBE 37-SM MicroCAT.
2. SBE 39
Alat
ini mempunyai sensor utama suhu, mempunyai akurasi pengukuran yang tinggi
(0.002oC) dengan baterai internal yang tingkat pemakaian energinya
rendah dan kapasitas memorinya sebesar 4000 Kb (4 Mb). Akat ini dirancang untuk
dipasang di tambatan (Mooring) dan penempatan statis lainnya berjangka waktu
lama. Alat ini mempunyai kerangka titanium yang tahan karat dan dapat
dioperasikan pada kedalaman maksimum 10500 meter. Alat ini adalah pengembengan
dari SBE-37-SM, dan tentunya alat ini lebih mutakhir dari pada pendahulunya
Gambar
SBE 39
3. SIO T (Scripps/IOD Temperature
Logger atau T-Logger)
SIO-T merupakan alat pengukur suhu, namun dilengkapi
pula dengan beberapa sensor tambahan seperti konduktivitas dan tekanan.
T-Logger memiliki akurasi lebih dari 0.01oC dan resolusi kurang dari
0.005oC dengan interval akuisisi data adalah per 1 menit. Jadi tiap
1 menit, akan didapatkan data.
T-Logger yang didesain sebagai versi lain ialah TSO
yang dilengkapi dengan sensor konduktivitas dan tekanan. TSP ini ditempelkan ke
instrumen VMCM, sehingga tercatat sebagai rangkaian alat VMCM+TSP yang dipasang
pada kedalaman 170, 250 dan 350 meter.
SIO-T atau T-Logger ini merupakan instrumen pengukur
suhu yang berakurasi tinggi namun masih dibawah tingkat akurasi SBE 39, namun
bila dibandingkan dengan tingkat akurasi yang dapat dicapai TidBit
(penjelasannya setelah ini), alat ini lebih baik
Gambar SIO-T
Berikut
adalah contoh hasil pengukuran temperatur menggunakan T-logger
Gambar Hasil Pengukuran T-Logger
4. TIDBIT
TidBit mempunyai satu fungsi utama yaitu untuk
mengukur suhu. Alat ini mampu menahan tekanan pada kedalaman sekitar 3000 meter
(10.000 feet), namun biasanya digunakan pada kedalaman sekitar 300 meter (1000
feet). Tidbit dapat mengukur dengan baik pada kisaran suhu sebesar -20oC
hingga 50oC, sedangkan kemampuan maksimumnya dapat mengukur suhu
sampai 70oC. suhu yang melebihi kisaran pengukuran kemudian akan
dibaca sebagai nilai maksimum dari skala yang telah ditentukan, sedangkan untuk
suhu yang berada di bawah kisaran pengukuran akan dibaca sebagai nilai minimum.
Pemakaian Tidbit yang sesuai prosesdur akan membuat
alat ini bertahan selama lima tahun, atau sama dengan 16 kali tiga bulan
pemakaian dalam air dengan interval cuplikan 4 menit atau lebih. Jika interval
pencuplikan lebih cepat dari per 1 menit dan pemakaian diatas sushu 27oC
maka akan mengurangi energi baterai secara signifikan. Keakurasian dari
termistoe yang digunakan sebagai sensor pada TidBit ada;ah 0.2oC
pada kisaran suhu 0oC-75oC dan 0.1oC pada
kisaran -5oC hingga 37oC.
Alat ini mempunyai dimensi sangat kecil bila
dibandingkan dengan T-Logger maupun pengukur suhu lainnya, yaitu 3.05 x 4.06 x
1.14 cm dengan berat hanya 14 gram. Alat ini akan mengedipkan cahaya hijau
setiap kali pengukuran dan perekaman, sehingga jika alat ini diprogram untuk
pencuplikan berulang (multiple sampling) maka Tidbit akan berkedip setiap kali
pengukuran bukan setiap kali perekaman. Sebelum dimasukkan ke dalam air maka
TidBit akan mengedipkan cahaya merah
Gambar TidBit
Instumen Non-Tambatan
1. CTD
Salah
satu tipe CTD yaitu SBE 911 Plus, yang memiliki selain sensor standar (CTD),
juga dilengkapi dengan sensor-sensor PAR (Photosisthesys Absorption Rate),
Light Transmission, Flourometer, Turbiditas, PH, dan Dissolved Oxygen. Alat ini
bekemampuan untuk mengukur hingga kedalaman maksimum 6000 meter. Botol Sampel
yang terpasang dalam unit tersebut masing-masing berkapasitas untuk 10 liter
air laut. Satu unit alat peralatan ini dihubungkan dengan jaringan komputer dan
GPS dengan menggunakan software Seasoft dengan sistem operasi Windows. Cara
pengoperasiaonnya, CTD diturunkan dari kapal hingga kedalaman yang diinginkan,
CTD akan mengukur secara otomatis parameter yang akan diukur.
Gambar
CTD
2. xBT (eXpendable
Bathy-Thermograph)
adalah
alat pengukur suhu massa air. Fungsinya sama seperti sensor suhu pada CTD
Profiler, perbedaannya hanya pada sistem yang digunakannya. Alat ini lebih
mudah dibawa karena ringan dan bisa dioperasikan minimal oleh 1 atau 2 orang saja. Alat ini digunakan dan
dikembangkan CSIRO Marine Research Australia dan diproduksi oleh Sippican Icn
diberi nama Devil XBT.
Gambar
seperangkat unit XBT
Semua
alat yang dijelaskan diatas telah digunakan pada program International
Nusantara Stratificatioan And Transport (INSTAN) dengan wahana ekspedisi kapal
Baruna Jaya Milik BPPT, hasil kerjasama antara Indonesia, Amerika Serikat,
Australia, Belanda dan Perancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar