Selasa, 08 Juli 2014

Instrumen Pengukur Suhu Air Laut



Peralatan Mooring (Tambatan)
1. SBE 37-SM MicroCAT
            Alat ini mempunyai sensor utama konduktivitas dan suhu. Mempunyai akurasi pengukuran yang tinggi (0.002oC dan 0.003 mS/cm) dengan baterai internal yang tingkat pemakaian energinya rendah dan kapasitas memorinya 2048 Kb. Alat ini dirancang untuk dipasang pada tambatan (mooring) dan penempatan statis lainnya berjangka waktu lama. Alat ini mempunyai kerangka titanium yang tahan karat dan dapat dioperasikan pada kedalaman maksimum 7000 meter. Selain mengukur temperatur dan konduktivitas, alat ini juga untuk mengukur tekanan.

Gambar SBE 37-SM MicroCAT.
2. SBE 39
            Alat ini mempunyai sensor utama suhu, mempunyai akurasi pengukuran yang tinggi (0.002oC) dengan baterai internal yang tingkat pemakaian energinya rendah dan kapasitas memorinya sebesar 4000 Kb (4 Mb). Akat ini dirancang untuk dipasang di tambatan (Mooring) dan penempatan statis lainnya berjangka waktu lama. Alat ini mempunyai kerangka titanium yang tahan karat dan dapat dioperasikan pada kedalaman maksimum 10500 meter. Alat ini adalah pengembengan dari SBE-37-SM, dan tentunya alat ini lebih mutakhir dari pada pendahulunya

Gambar SBE 39

3. SIO T (Scripps/IOD Temperature Logger atau T-Logger)
SIO-T merupakan alat pengukur suhu, namun dilengkapi pula dengan beberapa sensor tambahan seperti konduktivitas dan tekanan. T-Logger memiliki akurasi lebih dari 0.01oC dan resolusi kurang dari 0.005oC dengan interval akuisisi data adalah per 1 menit. Jadi tiap 1 menit, akan didapatkan data.
T-Logger yang didesain sebagai versi lain ialah TSO yang dilengkapi dengan sensor konduktivitas dan tekanan. TSP ini ditempelkan ke instrumen VMCM, sehingga tercatat sebagai rangkaian alat VMCM+TSP yang dipasang pada kedalaman 170, 250 dan 350 meter.
SIO-T atau T-Logger ini merupakan instrumen pengukur suhu yang berakurasi tinggi namun masih dibawah tingkat akurasi SBE 39, namun bila dibandingkan dengan tingkat akurasi yang dapat dicapai TidBit (penjelasannya setelah ini), alat ini lebih baik

Gambar SIO-T

            Berikut adalah contoh hasil pengukuran temperatur menggunakan T-logger

Gambar Hasil Pengukuran T-Logger
4. TIDBIT
TidBit mempunyai satu fungsi utama yaitu untuk mengukur suhu. Alat ini mampu menahan tekanan pada kedalaman sekitar 3000 meter (10.000 feet), namun biasanya digunakan pada kedalaman sekitar 300 meter (1000 feet). Tidbit dapat mengukur dengan baik pada kisaran suhu sebesar -20oC hingga 50oC, sedangkan kemampuan maksimumnya dapat mengukur suhu sampai 70oC. suhu yang melebihi kisaran pengukuran kemudian akan dibaca sebagai nilai maksimum dari skala yang telah ditentukan, sedangkan untuk suhu yang berada di bawah kisaran pengukuran akan dibaca sebagai nilai minimum.
Pemakaian Tidbit yang sesuai prosesdur akan membuat alat ini bertahan selama lima tahun, atau sama dengan 16 kali tiga bulan pemakaian dalam air dengan interval cuplikan 4 menit atau lebih. Jika interval pencuplikan lebih cepat dari per 1 menit dan pemakaian diatas sushu 27oC maka akan mengurangi energi baterai secara signifikan. Keakurasian dari termistoe yang digunakan sebagai sensor pada TidBit ada;ah 0.2oC pada kisaran suhu 0oC-75oC dan 0.1oC pada kisaran -5oC hingga 37oC.
Alat ini mempunyai dimensi sangat kecil bila dibandingkan dengan T-Logger maupun pengukur suhu lainnya, yaitu 3.05 x 4.06 x 1.14 cm dengan berat hanya 14 gram. Alat ini akan mengedipkan cahaya hijau setiap kali pengukuran dan perekaman, sehingga jika alat ini diprogram untuk pencuplikan berulang (multiple sampling) maka Tidbit akan berkedip setiap kali pengukuran bukan setiap kali perekaman. Sebelum dimasukkan ke dalam air maka TidBit akan mengedipkan cahaya merah

Gambar TidBit

Instumen Non-Tambatan
1. CTD
            Salah satu tipe CTD yaitu SBE 911 Plus, yang memiliki selain sensor standar (CTD), juga dilengkapi dengan sensor-sensor PAR (Photosisthesys Absorption Rate), Light Transmission, Flourometer, Turbiditas, PH, dan Dissolved Oxygen. Alat ini bekemampuan untuk mengukur hingga kedalaman maksimum 6000 meter. Botol Sampel yang terpasang dalam unit tersebut masing-masing berkapasitas untuk 10 liter air laut. Satu unit alat peralatan ini dihubungkan dengan jaringan komputer dan GPS dengan menggunakan software Seasoft dengan sistem operasi Windows. Cara pengoperasiaonnya, CTD diturunkan dari kapal hingga kedalaman yang diinginkan, CTD akan mengukur secara otomatis parameter yang akan diukur.
Gambar CTD
2. xBT (eXpendable Bathy-Thermograph)
            adalah alat pengukur suhu massa air. Fungsinya sama seperti sensor suhu pada CTD Profiler, perbedaannya hanya pada sistem yang digunakannya. Alat ini lebih mudah dibawa karena ringan dan bisa dioperasikan minimal oleh 1  atau 2 orang saja. Alat ini digunakan dan dikembangkan CSIRO Marine Research Australia dan diproduksi oleh Sippican Icn diberi nama Devil XBT.
Gambar seperangkat unit XBT
Semua alat yang dijelaskan diatas telah digunakan pada program International Nusantara Stratificatioan And Transport (INSTAN) dengan wahana ekspedisi kapal Baruna Jaya Milik BPPT, hasil kerjasama antara Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda dan Perancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar