Kamis, 29 Januari 2015

Nothing



Pernahkah kita berpikir tentang apa yang kita lihat, dengar, rasa, bau tentang materi di dunia ini benar-benar seperti yang kita lihat, dengar, rasa, bau atau hal yang berbeda sama sekali?
Ketika kita mengatakan “saya sedang melihat”, kita sebenarnya sedang mengamati sinyal-sinyal listrik di bagian belakang otak kita. Pada peristiwa pembauan, molekul-molekul yang mudah menguap dipancarkan oleh benda, diterima oleh reseptor hidung, disitulah terjadi interaksi, interaksi ini dikonversi menjadi sinyal listrik dan dikirim ke otak. Semua bau yang kita cium, hanyalah persepsi tersebut hanyalah persepsi orak kita tentang interaksi molekul tersebut, rasa hanyalah persepsi otak dari penafsiran sinyak-sinyal listrik yang dikirim ke otak dari serangkaian proses kimiawi di lidah. Kita merasakan panas, dingin, dll semuanya hanyalah stimulus elektris yang sampai ke otak.
Semua objek yang ada di dunia ini merupakan persepsi. Kita tidak bisa memastikan apakah dunia dan semua materi yang kita rasakan, lihat, bau, dan dengar benar-benar ada. Seorang penderita malaria mengamuk kesana kemari karena pusat penglihatan di otaknya diransang oleh kuman-kuman malaria, sehingga timbul pandangan lain yang menakutkan, yang berbeda dengan orang normal. Membentuk suatu dunia dalam otak kita, yang diperlukan bukanlah keberadaan dunia nyata, melainkan hanya ransangan.
Jika sesuatu yang kita kenal sebagai materi hanya terdiri atas persepsi, lantas apa saja sumber persepsi yang dilihat? Jawabannya adalah seperti yang pernah dikatakan Algazl, dunia materi ini sebenarnya hanyalah bayang-bayang dari dunia lain.
Yang membuat kita bisa melihat, mendengar, dsb adalah Tuhan, sang pencipta. Satu-satunya hal yang benar-benar mutlak hanyalah Tuhan. Semua yang kita saksikan di dunia ini hanyalah bayang-bayang. Alam semesta merupakan sekumpulan kesan yang disajikan Tuhan dengan tiada henti. Kita akan menyadari bahwa semua milik kita sebenarnya merupakan alam luar yang bersifat khayal. Semua yang kita cerap melalui pancaindra merupakan bagian dari alam khayalan.
 Dunia materi hanyalah ilusi, dan demi ilusi inilah kita melihat orang saling membunuh, memfitnah,menipu dan mengutuk. Demi dunia yang bersifat khayalan ini kita melihat orang menjilat, membebek, berkhianat, berdusta.
Alam semesta ini akan lenyap menjadi ketiadaan mutlak. Pada saat itu, semua isi alam akan lenyap, termasuk tubuh-tubuh manusia. Karena bakal lenyap menjadi ketiadaan mutlak, berarti semua objek yang ada di alam ini tidak mutlak adanya. Objek – objek di dunia ini tidak lebih dari ilusi belaka. Semua keanekaragaman di jagat rana ini adalah nothing, karena semuanya akan lenyap menjadi ketiadaan mutlak. Semua benda di Alam semesta ini bukanlah sesuatu, jagat raya hanyalah bayang-bayang dari dunia lain.


Jadi selama hidup di dunia, manusia pada hakikatnya berinteraksi denga nothing. Ketika sedang makan dan minum, dia sebenarnya sedang memakan dan meninum nothing, yang kemudian secara ilusif menyebabkannya merasa kenyang dan puas. Ketikamenerima gaji, kita merasa seanang karena sedang menerima nothing. Ketika uang dicuri orang, merasa sedih karena kehilangan nothing. Setiap hari menghabiskan waktu dan energi untuk mengejar nothing.

Bacaan lebih Lanjut: Beragama dengan Akal Jernih (Idrus Shahab)