Pernahkah
kita berpikir tentang apa yang kita lihat, dengar, rasa, bau tentang materi di
dunia ini benar-benar seperti yang kita lihat, dengar, rasa, bau atau hal yang
berbeda sama sekali?
Ketika
kita mengatakan “saya sedang melihat”, kita sebenarnya sedang mengamati
sinyal-sinyal listrik di bagian belakang otak kita. Pada peristiwa pembauan,
molekul-molekul yang mudah menguap dipancarkan oleh benda, diterima oleh
reseptor hidung, disitulah terjadi interaksi, interaksi ini dikonversi menjadi
sinyal listrik dan dikirim ke otak. Semua bau yang kita cium, hanyalah persepsi
tersebut hanyalah persepsi orak kita tentang interaksi molekul tersebut, rasa
hanyalah persepsi otak dari penafsiran sinyak-sinyal listrik yang dikirim ke
otak dari serangkaian proses kimiawi di lidah. Kita merasakan panas, dingin,
dll semuanya hanyalah stimulus elektris yang sampai ke otak.
Semua
objek yang ada di dunia ini merupakan persepsi. Kita tidak bisa memastikan
apakah dunia dan semua materi yang kita rasakan, lihat, bau, dan dengar
benar-benar ada. Seorang penderita malaria mengamuk kesana kemari karena pusat
penglihatan di otaknya diransang oleh kuman-kuman malaria, sehingga timbul
pandangan lain yang menakutkan, yang berbeda dengan orang normal. Membentuk
suatu dunia dalam otak kita, yang diperlukan bukanlah keberadaan dunia nyata,
melainkan hanya ransangan.
Jika
sesuatu yang kita kenal sebagai materi hanya terdiri atas persepsi, lantas apa
saja sumber persepsi yang dilihat? Jawabannya adalah seperti yang pernah
dikatakan Algazl, dunia materi ini sebenarnya hanyalah bayang-bayang dari dunia
lain.
Yang
membuat kita bisa melihat, mendengar, dsb adalah Tuhan, sang pencipta.
Satu-satunya hal yang benar-benar mutlak hanyalah Tuhan. Semua yang kita
saksikan di dunia ini hanyalah bayang-bayang. Alam semesta merupakan sekumpulan
kesan yang disajikan Tuhan dengan tiada henti. Kita akan menyadari bahwa semua
milik kita sebenarnya merupakan alam luar yang bersifat khayal. Semua yang kita
cerap melalui pancaindra merupakan bagian dari alam khayalan.
Dunia materi hanyalah ilusi, dan demi ilusi
inilah kita melihat orang saling membunuh, memfitnah,menipu dan mengutuk. Demi
dunia yang bersifat khayalan ini kita melihat orang menjilat, membebek,
berkhianat, berdusta.
Alam
semesta ini akan lenyap menjadi ketiadaan mutlak. Pada saat itu, semua isi alam
akan lenyap, termasuk tubuh-tubuh manusia. Karena bakal lenyap menjadi
ketiadaan mutlak, berarti semua objek yang ada di alam ini tidak mutlak adanya. Objek – objek di dunia ini tidak lebih dari
ilusi belaka. Semua keanekaragaman di jagat rana ini adalah nothing, karena semuanya akan lenyap
menjadi ketiadaan mutlak. Semua benda di Alam semesta ini bukanlah sesuatu,
jagat raya hanyalah bayang-bayang dari dunia lain.
Jadi
selama hidup di dunia, manusia pada hakikatnya berinteraksi denga nothing. Ketika sedang makan dan minum,
dia sebenarnya sedang memakan dan meninum nothing,
yang kemudian secara ilusif menyebabkannya merasa kenyang dan puas.
Ketikamenerima gaji, kita merasa seanang karena sedang menerima nothing. Ketika uang dicuri orang,
merasa sedih karena kehilangan nothing.
Setiap hari menghabiskan waktu dan energi untuk mengejar nothing.
Bacaan lebih Lanjut: Beragama dengan Akal Jernih (Idrus Shahab)